MonitorUpdate.com–Pada bulan suci Ramadhan 1446 ini umat muslim dituntut untuk dapat menahan diri dan menahan hawa nafsu, demikian diungkapkan, Tb Apriliadhi Kusumah Perbangsa Kabid Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan, Senin(10/3/2025).
Namun ternyata, sambung Kabid Apriliadhi, timbulan sampah di bulan Ramadhan biasanya justru tercatat naik 5 – 10 persen atau meningkat 50 – 100 ton per hari dibandingkan hari biasa yaitu 1000 ton per hari dikarenakan jumlah sisa makanan dan sampah kemasan.
Melalui Gerakan Ramadan Minim Sampah ini, Kata Kabid, Dinas Lingkungan Hidup(DLH) ingin mengajak masyarakat Kota Tangerang Selatan untuk memulai dan memberikan perubahan budaya terkait sampah.
Dijelaskan selanjutnya, berdasarkan data pada hari biasa sampah organik berupa sisa makanan atau sampah dapur mendominasi komposisi sampah tertinggi di Tangerang Selatan mencapai 38,8 persen, diikuti oleh sampah plastik 12,2 persen yang merupakan penyumbang kenaikan sampah pada bulan Ramadan ini.
“Sementara berdasarkan sumber sampah ternyata sampah rumah tangga menyumbang jumlah sampah terbesar mencapai 77 persen dan sampah sejenis sampah rumah tangga dari non permukiman sebesar 23 persen,” ungkapnya.
Apabila sampah tidak dapat terkelola dengan baik, kata Tb.Apriliadhi, sampah dapat berdampak buruk bagi kesehatan, memiliki potensi pencemaran lingkungan, hingga peningkatan emisi karbon dari sektor sampah dan tentunya menyebabkan lebih cepat penuh TPA.
Kabid Tb. Apriliadhi juga menjelaskan, langkah sederhana dalam pengelolaan sampah yang baik, yang dapat dilakukan selama bulan Ramadhan ini agar tidak menimbulkan kenaikan timbulan sampah pada bulan suci ini, diantaranya dengan membawa wadah makanan sendiri dari rumah yang dapat dipakai berulang kali dan membawa tas belanja sendiri saat membeli takjil kemudian mengkonsumsi makanan secukupnya, hingga memilah sampah dari rumah guna mendorong ekonomi sirkular.
“Langkah- langkah sederhana ini dapat memberikan dampak positif yang besar apabila dilakukan bersama-sama dan dapat merubah perilaku agar lebih ramah lingkungan. Dan tetap diterapkan dalam keseharian selepas Ramadan,” pungkasnya. (Advertorial)