MonitorUpdate.com – Krisis pendanaan global memaksa perubahan besar dalam sistem bantuan kemanusiaan. Delegasi organisasi masyarakat sipil (OMS) Indonesia memanfaatkan Asia Pacific Local Leaders Summit 2025 di Kathmandu, Nepal, untuk menampilkan model pelokalan sebagai solusi nyata.
Forum ini diikuti lebih dari 100 OMS, lembaga PBB, dan donor dari Asia Pasifik. Waktu penyelenggaraan bertepatan dengan Hari Kemanusiaan Internasional dan 10 tahun pemulihan gempa Gorkha, Nepal.
“Pelokalan sistem kemanusiaan yang tadinya hanya cita-cita, kini menjadi kebutuhan mendesak setelah salah satu donor utama menghentikan pendanaan global,” kata Puji Pujiono, Penasihat Senior Pujiono Centre sekaligus Ketua Global Lab Steering Committee NEAR Network.
Delegasi Indonesia, bagian dari Aliansi Pembangunan dan Kemanusiaan, membawa empat agenda strategis: transisi kepemimpinan PBB ke OMS lokal, penerapan kerangka kerja keadilan, kolaborasi lintas kepercayaan, dan pembentukan National Reference Group sebagai wadah konsultasi lintas sektor.
“Reformasi kemanusiaan bukan hanya soal dana, tapi pembaruan total mekanisme koordinasi dari lokal hingga global,” ujar Ignacio Romero, Ketua Delegasi Indonesia.
Sebagai contoh nyata, delegasi memaparkan transisi dari Oxfam International ke Yayasan Penabulu sebagai OMS lokal. “Pelokalan bukan sekadar wacana, tapi aksi nyata yang bisa diimplementasikan,” kata Dwi Aris Subakti, Humanitarian Sector Lead Yayasan Penabulu.
APLL Summit 2025 melanjutkan forum serupa di Bangkok dan Banda Aceh (2024), momentum memperingati 20 tahun tsunami Aceh. Di Kathmandu, pertemuan ini menjadi ajang merumuskan masa depan sistem kemanusiaan yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan di Asia Pasifik. (MU01)