MonitorUpdate.com – Nilai tukar rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada pembukaan perdagangan Jumat pagi, 22 Agustus 2025, rupiah dibuka di level Rp16.345 per dolar AS, melemah dibanding penutupan Kamis (21 Agustus 2025) yang berada di posisi Rp16.280 per dolar AS.
Bank Indonesia (BI) melaporkan, pelemahan rupiah terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS (DXY) yang naik ke level 98,62, serta kenaikan yield US Treasury 10 tahun menjadi 4,328 persen. Sementara itu, yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun justru turun ke 6,30 persen pada Jumat pagi.
Dari sisi aliran modal, BI mencatat investor asing masih masuk ke pasar domestik. Pada periode 19–21 Agustus 2025, investor nonresiden membukukan beli bersih Rp0,91 triliun. Aliran modal tersebut didominasi pembelian di pasar saham sebesar Rp2,31 triliun.
Namun, pasar SBN dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) justru mencatat penjualan asing masing-masing Rp0,62 triliun dan Rp0,78 triliun.
Sepanjang 2025, arus modal asing masih berfluktuasi. Data setelmen hingga 21 Agustus mencatat investor asing melepas Rp52,99 triliun saham dan Rp85,83 triliun di SRBI, meski tercatat beli bersih Rp71,63 triliun di SBN.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Junanto Herdiawan, menegaskan bank sentral terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah serta otoritas terkait untuk menjaga ketahanan eksternal ekonomi.
“BI mengoptimalkan bauran kebijakan untuk memastikan stabilitas nilai rupiah tetap terjaga di tengah tekanan global,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat.
(MU01)