Dari Rugi Rp1,7 Triliun Jadi Laba Rp2,2 Triliun, Begini Resep Transformasi KAI

Direktur Utama KAI periode 2020–2025, Didiek Hartantyo. Foto: Istimewa
Direktur Utama KAI periode 2020–2025, Didiek Hartantyo. (photo: ist)

MonitorUpdate.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat kisah kebangkitan yang mencolok. Setelah merugi Rp1,7 triliun pada masa pandemi 2020, perusahaan pelat merah ini berhasil membukukan laba Rp2,2 triliun pada 2024.

Direktur Utama KAI periode 2020–2025, Didiek Hartantyo, mengungkapkan kunci transformasi tersebut dalam forum Meet The Leaders Universitas Paramadina, Sabtu, (20/9/2025).

Menurut Didiek, ada tiga fondasi utama yang menjadi pegangan: fokus pada bisnis inti, tata kelola yang kuat, serta budaya kerja unggul. “Transformasi mustahil jika semua hanya bekerja biasa-biasa saja,” ujarnya.

Baca juga: 6 Anak Driver Gojek Resmi Jadi Mahasiswa Paramadina Berkat Beasiswa GoTo

KAI juga menjaga independensi pengambilan keputusan serta menolak melakukan pemutusan hubungan kerja di masa krisis. “Pegawai adalah aset berharga yang harus dijaga, bahkan dalam situasi sulit,” kata Didiek.

Keputusan itu berbuah manis. Pada 2024, pendapatan KAI melonjak menjadi Rp35,9 triliun, hampir tiga kali lipat dibanding 2016, dengan margin EBITDA 14,5 persen—tertinggi di jajaran BUMN transportasi.

Transformasi turut terlihat pada sisi keselamatan dan pelayanan. Jumlah kecelakaan kereta menyusut dari 53 kasus pada 2015 menjadi hanya delapan kejadian pada 2024. Tingkat ketepatan waktu keberangkatan mencapai 99,77 persen, dan kedatangan 96,05 persen, hanya kalah dari Jepang dan Singapura.

KAI juga meluncurkan berbagai inovasi, mulai dari sistem tiket berbasis face recognition, peningkatan kecepatan kereta hingga 120 km/jam, hingga Kereta Panoramic yang diminati generasi muda.

Host acara, Wijayanto Samirin, menilai KAI sebagai bukti bahwa BUMN bisa tumbuh menjadi perusahaan kelas dunia dengan kepemimpinan yang jelas dan berani berinovasi.

(MU01)

Share this article