Sepatu Bata Resmi Hentikan Produksi: Simbol Klasik yang Tumbang di Tengah Gelombang Pasar

Photo: Dok PT Sepatu Bata
Photo: Dok PT. Sepatu Bata

MonitorUpdate.com – PT Sepatu Bata Tbk (BATA), merek legendaris yang selama puluhan tahun identik dengan alas kaki rakyat Indonesia, resmi menghentikan kegiatan usaha industri alas kaki untuk kebutuhan sehari-hari.

Langkah ini menandai babak baru sekaligus akhir dari perjalanan panjang Bata sebagai produsen sepatu lokal, setelah perusahaan terus terhimpit tekanan pasar dan kerugian beruntun.

Keputusan penghentian usaha ini disahkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 September 2025. Salah satu agenda utama rapat tersebut adalah perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

Baca Juga: Harga Cabai dan Rokok Picu Tekanan Inflasi September 2025

“Menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan untuk menghapus kegiatan usaha industri alat kaki untuk kebutuhan sehari-hari,” demikian tertulis dalam risalah resmi RUPSLB, dikutip Rabu (8/10/2025).

Selain itu, rapat juga menyetujui pengunduran diri Rajeev Gopalakrishnan dari posisi Presiden Komisaris. Rajeev diketahui telah mengajukan pengunduran diri pada Rabu (25/5/2025).

Rugi Menyusut, Tapi Bisnis Tak Kunjung Pulih
Berdasarkan laporan keuangan semester I 2025, Bata membukukan rugi bersih sebesar Rp 40,62 miliar. Meski angka ini turun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (Rp 127,43 miliar), penjualan bersih justru anjlok 38,7 persen menjadi Rp 159,43 miliar dari sebelumnya Rp 260,29 miliar.

Total aset perusahaan juga menyusut dari Rp 405,66 miliar di akhir 2024 menjadi Rp 377,98 miliar per Juni 2025. Sementara itu, liabilitas Bata tercatat sebesar Rp 434,53 miliar dengan ekuitas hanya Rp 56,54 miliar.

Kondisi tersebut menggambarkan tekanan berat yang dialami Bata dalam mempertahankan bisnis ritel dan produksinya di tengah perubahan besar perilaku konsumen, persaingan produk impor murah, serta dominasi e-commerce global.

Pabrik Tutup, Ratusan Karyawan Terdampak
Sebelumnya, pada 30 April 2024, Bata sudah menutup pabrik sepatunya di Purwakarta, Jawa Barat. Langkah itu diambil setelah perusahaan mencatat kerugian selama empat tahun berturut-turut.

Penutupan pabrik tersebut berdampak pada 233 karyawan yang terpaksa terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Langkah penghentian bisnis produksi kini menandai perubahan arah strategi perusahaan yang sebelumnya berfokus pada produksi lokal menuju model bisnis berbasis distribusi dan ritel.

Era Bata di Persimpangan
Sepatu Bata pernah menjadi simbol kualitas dan gaya hidup sederhana kelas menengah Indonesia sejak era 1980–1990-an. Kini, keputusan menghentikan lini produksinya menjadi cerminan pergeseran lanskap industri alas kaki nasional — dari dominasi merek-merek konvensional ke merek global berbasis digital dan produksi efisien di luar negeri.

Ke depan, publik menanti apakah Bata masih mampu bertahan sebagai merek ritel yang hanya menjual produk impor, atau benar-benar akan menjadi bagian dari sejarah industri alas kaki Indonesia yang telah berganti zaman.

(MU01)

Share this article