Hari Bumi 2025: Menyelamatkan Paru-Paru Dunia dengan Doa dan Aksi Nyata

Gambar : ilustrasi

MonitorUpdate.com – Bayangkan: Indonesia, negara dengan hutan tropis terluas ketiga di dunia, kini berjuang melawan deforestasi yang tak terbendung. Lebih dari 10,5 juta hektar hutan primer lenyap dalam dua dekade terakhir—setara dengan hilangnya jutaan lapangan kerja, dan ancaman nyata bagi jutaan nyawa akibat bencana iklim yang semakin sering terjadi.

Ini bukan sekadar statistik; ini adalah krisis kemanusiaan yang mendesak solusi nyata.

Tapi, ada secercah harapan. Di tengah keprihatinan global, Indonesia menemukan kekuatan tak terduga: kekuatan spiritual dan ekonomi yang bersatu dalam gerakan penyelamatan lingkungan berbasis keuangan syariah.

Ketua LPLH-SDA MUI, Hayu Prabowo, memberikan perspektif yang menginspirasi: “Menjaga alam bukanlah sekadar tugas, melainkan ibadah. Ini adalah amanah Tuhan yang harus kita jaga untuk generasi mendatang.” Kalimat ini bukan hanya retorika; ini adalah landasan filosofis yang menggerakkan inisiatif inovatif yang sedang berkembang di Indonesia.

Inovasi Hijau, Berkah untuk Bumi dan Umat:

Indonesia tak hanya berwacana; mereka bertindak. Program-program inovatif bermunculan, memadukan nilai-nilai spiritual dengan strategi ekonomi berkelanjutan:

– Green Waqf: Bayangkan, lahan wakaf—yang selama ini mungkin terabaikan—kini diubah menjadi hutan lestari. Program “Hutan Wakaf” dan “Sedekah Pohon” tak hanya menghijaukan bumi, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan spiritual masyarakat.

– Green Zakat: Zakat, yang selama ini digunakan untuk membantu sesama, kini juga diinvestasikan untuk merehabilitasi lahan kritis dan menanam mangrove. Ini adalah bentuk kepedulian yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sekitar hutan.

– Blue Waqf: Indonesia juga melindungi lautnya. Restorasi terumbu karang dan mangrove melalui Blue Waqf menjadi benteng alami melawan abrasi dan perubahan iklim, melindungi mata pencaharian nelayan dan masyarakat pesisir.

Lebih dari Sekadar Uang: Ini Tentang Warisan dan Masa Depan

Indonesia tidak hanya mengandalkan dana; mereka membangun ekosistem. Integrasi Green Waqf, Green Zakat, dan Blue Waqf, didukung oleh teknologi pemetaan digital (SIWAK) dan kolaborasi antar lembaga, menciptakan sinergi yang luar biasa. Model pembiayaan hybrid—menggabungkan dana sosial dan investasi syariah—menawarkan solusi berkelanjutan untuk restorasi hutan dalam skala besar.

Hari Bumi 2025: Bukan Sekadar Peringatan, Melainkan Panggilan untuk Bertindak

Hari Bumi 2025 bukanlah sekadar tanggal di kalender; ini adalah momentum untuk perubahan. Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa solusi untuk krisis iklim bisa datang dari sumber yang tak terduga: dari hati yang percaya, dan tangan yang bekerja sama. Mari kita dukung langkah Indonesia ini, karena menyelamatkan hutan tropis Indonesia berarti menyelamatkan bumi kita bersama. Mari kita jadikan ini warisan yang membanggakan untuk generasi mendatang.

(mu01)

Share this article