Prabowo Tambah Dua Asisten Khusus, Fokus Perkuat Analisa Data dan Kebijakan

Mensesneg Prasetyo Hadi. Foto: Sekretariat Negara
Mensesneg Prasetyo Hadi. (Photo: Sekretariat Negara).

MonitorUpdate.com — Presiden Prabowo Subianto resmi melantik dua Asisten Khusus Presiden di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/10/2025). Keduanya adalah Dirgayuza Setiawan dan Agung Gumilar, dua sosok muda yang sebelumnya sudah dikenal dekat dengan lingkaran kerja Prabowo sejak masa kampanye.

Dirgayuza dipercaya menempati posisi Asisten Khusus Presiden Bidang Komunikasi dan Analisa Kebijakan, sementara Agung Gumilar menjabat Asisten Khusus Presiden Bidang Analisa Data Strategis.

Pelantikan keduanya ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33M Tahun 2025 tentang Pengangkatan Asisten Khusus Presiden.

Baca Juga: Pertemuan Jokowi–Prabowo, Bukan Sekadar Silaturahmi?

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan, penambahan dua posisi baru ini dilakukan untuk memperkuat dukungan teknokratis terhadap agenda kerja Presiden, khususnya di bidang komunikasi publik dan pengolahan data strategis.

“Selama ini baik Mas Yuza maupun Mas Agung sebenarnya sudah membantu Presiden. Kini mereka diangkat secara resmi agar koordinasinya lebih kuat, terutama dalam analisa kebijakan dan data strategis,” kata Prasetyo di Istana Negara, Rabu.

Menurut Prasetyo, tidak ada pertimbangan politik khusus di balik pelantikan itu. Kedua nama tersebut disebut memang sudah terlibat aktif dalam penyusunan berbagai dokumen penting dan pidato Presiden.

“Mereka berdua sudah lama membantu, dari menyiapkan data hingga menyusun pidato Presiden. Jadi ini lebih pada formalitas agar struktur kerja lebih tertata,” ujarnya.

Langkah ini menambah daftar staf khusus dan asisten yang memperkuat lingkaran kerja Presiden Prabowo. Penguatan di bidang analisa data dan kebijakan publik dinilai penting di tengah dinamika politik dan ekonomi yang menuntut respons cepat dan berbasis informasi akurat.

Meski begitu, penunjukan dua asisten baru juga memunculkan sorotan di kalangan pengamat politik. Sebagian menilai, langkah ini bisa menjadi sinyal bahwa Prabowo ingin memperkuat kendali komunikasi strategis dan kebijakan berbasis data, dua hal yang krusial dalam menjaga stabilitas pemerintahan di awal masa jabatannya.

(MU01)

Share this article