MonitorUpdate.com — Upaya pembebasan Baitul Maqdis dari cengkeraman penjajahan Zionis terus menjadi perhatian umat Islam dunia. Ribuan nyawa telah melayang, namun kemerdekaan tanah suci itu belum juga terwujud.
Sebagai bentuk kontribusi nyata, ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Saladin Camp ke-4, sebuah pelatihan intensif bertema “Memperkuat Ilmu, Mempersiapkan Pembebasan Baitul Maqdis”. Acara ini digelar di Kampung Maghfirah, Bogor, Jawa Barat, dan menghadirkan pakar internasional, Prof. Dr. Abdul Fattah al-Awaisi, ahli politik hubungan internasional dan studi Baitul Maqdis.
Dalam pemaparannya, Prof. al-Awaisi menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin persiapan intelektual dalam pembebasan Baitul Maqdis.
“Saya optimis dan haqqul yaqin, Indonesia akan menjadi pemimpin dalam persiapan ilmu untuk membebaskan Baitul Maqdis,” ujar Prof. al-Awaisi, Jumat (2/5/2025).
Menurutnya, Nabi Muhammad SAW telah memberikan peta jalan pembebasan melalui tiga pilar utama: persiapan ilmu, politik, dan militer. Sayangnya, selama lebih dari satu abad, umat Islam dinilainya lalai dalam memahami aspek keilmuan seputar Baitul Maqdis.
“Ada tiga penyakit besar yang melemahkan umat ini: penjajahan akal, bencana keilmuan, dan perbudakan pemikiran. Tanpa menyembuhkan ketiganya, pembebasan Baitul Maqdis akan sulit tercapai,” tegasnya.
Prof. al-Awaisi menekankan bahwa solusi utama terletak pada membangun kembali tradisi ilmu pengetahuan dan budaya membaca sebagaimana perintah wahyu pertama: “Iqra”. Ia juga mengingatkan bahwa aksi fisik dan donasi saja tidak cukup.
“Rasulullah SAW membangun budaya Baitul Maqdis di Madinah, memperkenalkan istilahnya, dan menanamkan harapan serta visi pembebasan sejak awal. Ini yang harus ditiru umat Islam saat ini,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, ia turut memaparkan Barakah Circle Theory—sebuah teori yang ia kembangkan selama 30 tahun riset, tentang keberkahan Baitul Maqdis yang memancar hingga ke berbagai wilayah, termasuk Indonesia.
“Keberkahan itu seperti gelombang dari Masjid Al-Aqsa yang menyebar dalam lingkaran-lingkaran luas tanpa batas. Indonesia menjadi bagian dari pusat keberkahannya,” ungkapnya.
Saladin Camp 4 merupakan kolaborasi antara Saladin Community, Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU), Al-Fahmu Institute, dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Acara ini berlangsung di dua lokasi: Kampung Maghfirah, Bogor (26 April–2 Mei 2025) dan Training Center UMJ (3–5 Mei 2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya ilmu dan peran strategis mereka dalam upaya pembebasan Baitul Maqdis.
(MU01)