Shinta W. Kamdani: Indonesia Incorporated Kunci Buka Lapangan Kerja dan Perkuat Ekonomi

Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani
Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani

MonitorUpdate.com – Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani, menekankan pentingnya membangun Indonesia Incorporated sebagai strategi kolektif untuk menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi nasional. Pernyataan ini ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam forum Meet the Leaders Universitas Paramadina, Rabu (10/9/2025), di Jakarta.

Menurut Shinta, Indonesia Incorporated bukan sekadar gotong royong biasa. “Ini soal hak dan kewajiban. Hak kita, tidak hanya dividen, tapi bisa menyampaikan sesuatu dan dilaksanakan. Kewajiban kita, membantu agar korporasi sukses dan besar,” ujarnya.

Baca Juga : Kepercayaan ke Presiden Tembus 90%, Publik Puas Meski Ekonomi Seret

Shinta menegaskan, Indonesia harus maju dalam karya, adil dalam kesempatan, hijau dalam alam, dan bersatu dalam keragaman. Ia menyoroti rendahnya nilai tambah produk ekspor yang menurun dari peringkat 54 pada 2000 menjadi 70 pada 2023, serta rendahnya partisipasi tenaga kerja wanita, hanya 56,42 persen dibanding laki-laki 84,66 persen.

Selain itu, ia menyoroti tantangan serius dalam penciptaan lapangan kerja. “Pada 2024, kebutuhan lapangan kerja mencapai 12,2 juta orang, tapi yang terserap baru 4,8 juta. Artinya, ada 7,8 juta pengangguran,” kata Shinta.

Kualitas tenaga kerja juga menjadi masalah. Dari seluruh lulusan, hanya 12 persen yang S1, sementara 36,5 persen lulusan SD. Hanya 26 persen pelaku usaha menilai tenaga kerja sesuai kebutuhan industri. Dominasi sektor informal yang hampir 60 persen, terutama UMKM, juga jadi tantangan.

Shinta menekankan pentingnya wirausaha sejati untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. “Di Indonesia, hanya sekitar 3,5 persen yang benar-benar entrepreneur. Bandingkan dengan Thailand 4,8 persen dan Singapura 11–12 persen. Jumlah wirausaha sejati ini kunci membuka lapangan kerja berkualitas,” ujarnya.

Acara ini juga menampilkan sambutan Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, yang menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya bisa digerakkan lewat industri, pertanian, dan pariwisata. “Seperti di era Soeharto, deregulasi mendorong industri tumbuh 10 persen dan ekspor naik 24 persen meski suku bunga tinggi,” katanya.

Shinta berharap, dengan kolaborasi ala Indonesia Incorporated, Indonesia bisa mengoptimalkan potensi generasi muda, mendorong inovasi, dan membuka lapangan kerja yang lebih banyak dan berkualitas. (MU01)

Share this article