MonitorUpdate.com – Civitas Akademika Universitas Paramadina menyampaikan keprihatinan atas kondisi bangsa yang dinilai kian terpuruk akibat krisis moral, lemahnya etika publik, serta merosotnya wibawa hukum dan demokrasi.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Universitas Paramadina, Handi Risza, menilai penyalahgunaan wewenang, gaya hidup elitis, dan absennya akuntabilitas pejabat publik telah menggerus kepercayaan rakyat.
“Jabatan publik seharusnya dimaknai sebagai amanah luhur, bukan sarana memperkaya diri,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (31/8/2025).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Paramadina Institute for Ethics and Civilization (PIEC), Pipip A. Rifa’i Hasan, menyoroti praktik politik yang disebutnya semakin transaksional dan hanya berorientasi pada pembagian kursi serta sumber daya. “Politik yang kehilangan etika pada akhirnya hanya memperkuat oligarki dan melemahkan demokrasi,” katanya.

Paramadina juga menyoroti ketimpangan ekonomi serta praktik hukum yang dinilai tebang pilih. Mereka mendesak adanya koreksi mendasar melalui penegakan moralitas pejabat publik, reformasi budaya politik, penegakan hukum yang adil, serta kebijakan ekonomi yang berpihak pada rakyat.
“Bangsa Indonesia tidak akan dapat berdiri tegak tanpa etika publik yang kokoh,” bunyi pernyataan resmi Civitas Akademika Paramadina.
(MU01)