Kasus TBC Masih Tinggi, Pemerintah Siapkan Rontgen Gratis ke Seluruh Daerah

Prof. Dante
Prof. Dante saat meninjau kegiatan active case finding TBC di Puskesmas Teras, Kabupaten Boyolali, Jumat (19/9/2025). (Photo Ist)

MonitorUpdate.com — Pemerintah menyiapkan langkah baru untuk mempercepat penanggulangan tuberkulosis (TBC) di Indonesia, salah satunya dengan penyediaan alat rontgen gratis keliling ke seluruh kabupaten/kota.

Strategi ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian akibat TBC, yang masih menjadi salah satu penyumbang terbesar beban kesehatan di Tanah Air.

Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono menyampaikan, jumlah kasus TBC di Indonesia diperkirakan mencapai 1,06 juta orang, namun baru sekitar 90 persen yang berhasil teridentifikasi dan ternotifikasi.

Baca juga:8,6 Juta Siswa di Jawa Barat Jadi Target Program Layanan Kesehatan Gatis di Sekolah

“Peningkatan ini berkat percepatan melalui pemeriksaan rutin dan active case finding yang mampu menemukan kasus aktif yang sebelumnya tidak terdeteksi,” ujar Dante saat meninjau kegiatan active case finding TBC di Puskesmas Teras, Kabupaten Boyolali, Jumat (19/9/2025).

Meski demikian, Dante mengingatkan masih banyak pasien TBC yang tak terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit ringan. “Ada pasien yang semakin kurus atau nafsu makan menurun, sering disangka sakit maag biasa, padahal itu TBC,” tambahnya.

Salah satu inovasi yang mulai diterapkan adalah pemeriksaan rontgen massal, yang sudah dijalankan di beberapa daerah di Jawa Tengah. Pemerintah pusat berencana menyediakan alat rontgen untuk seluruh 514 kabupaten/kota di Indonesia, yang akan digunakan secara bergilir di kecamatan-kecamatan dan diberikan gratis bagi masyarakat.

“Kalau anggaran mencukupi, setiap kabupaten/kota akan mendapatkan alat rontgen. Ini akan memperkuat program active case finding TBC,” kata Dante.

Selain rontgen, deteksi dini TBC juga dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan formulir skrining. Dengan kombinasi metode ini, pemerintah menargetkan penurunan angka kematian akibat TBC yang masih 386 per 100 ribu penduduk pada 2022, menjadi 65 per 100 ribu penduduk pada 2030.

Program percepatan penanggulangan TBC ini merupakan bagian dari arahan Presiden Republik Indonesia agar layanan kesehatan masyarakat lebih proaktif. Pemerintah daerah didorong untuk aktif mendukung program melalui alokasi anggaran, pelatihan tenaga kesehatan, dan sosialisasi masif di masyarakat.

“Target kami jelas: deteksi dini TBC harus diperkuat, karena tanpa itu, penyakit ini bisa terus menjadi ancaman yang membunuh dalam diam,” tegas Dante.

(MU01)

Share this article